MENGUKUR LAJU KEROSAKAN GAMBAR GUA PRASEJARAH STUDI KASUS DI GUA-GUA PRASEJARAH KAWASAN KARST MAROS-PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN, INDONESIA (MEASURING THE RATE OF CORRUPTION CASE STUDY PREHISTORIC CAVE DRAWINGS IN THE KARST REGION MAROS-PANGKEP SOUTHERN PROVINCE, INDONESIA)

Authors

  • Rustan - Balai Pelestarian Cagar Budaya, Sulawesi Selatan, Makassar Indonesia
  • Akin Duli Professor Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia
  • Muhammad Nur Departeman Arkeologi Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia

Abstract

Abstrak

Kerosakan pada gambar-gambar gua prasejarah, sebagaimana benda budaya lainnya, merupakan hal yang niscaya. Pendapat ini diterima secara luas di kalangan peneliti mahupun pemerhati budaya prasejarah di Indonesia. Terlebih lagi untuk gambar-gambar yang berada di gua-gua karst dengan media melukis berupa permukaan batuan kapur yang memiliki sifat yang dinamis. Siklus hidup jenis batuan ini dipengaruhi oleh proses alam, terutama oleh faktor air berupa pelarutan dan sedimentasi. Selain itu, matahari, fluktuasi suhu, dan angin juga turut mempercepat laju pelapukan yang banyak menimbulkan perubahan struktur batuan baik secara menyeluruh dan massif, mahupun secara parsial. Keyakinan terjadinya kerosakan pada gambar gua prasejarah di Kawasan Karst Maros-Pangkep telah lama digaungkan oleh peneliti dan pelestari, tetapi sangat sedikit daripada kalangan tersebut yang dapat membuktikan bagaimana proses kerosakan terjadi, bahkan untuk membuktikan secepat apa laju kerosakan tersebut. Proses dan laju kerosakan penting dipahami dalam rangka membangun sistem penanganan untuk tujuan konservasi. Identifikasi untuk memahami proses terjadinya kerosakan memperlukan waktu lama dan pemahaman komprehensif tentang sifat batuan, bahan pigmen, klimatologi, dan karakteristik lingkungan karst. Namun demikian, perkembangan kondisi gambar dapat diukur dengan kaedah yang lebih sederhana untuk mengetahui kecepatan laju kerosakan. Makalah ini menawarkan kaedah yang dapat diterapkan pada kasus-kasus kerosakan gambar gua prasejarah agar dapat diketahui perubahan yang terjadi, khususnya volume kerosakan. Kaedah ini bertumpu pada pengukuran secara akurat dan pemotretan gambar secara terkendali. Beberapa titik pada panel gambar ditandai secara virtual dengan koordinat (bersifat global) dengan alat Total Station agar dapat diidentifikasi secara pasti posisinya pada foto. Foto-foto hasil pemotretan diolah dengan kaedah fotogrametri untuk mendapatkan citra digital berdimensi 3 (3D). Citra 3D dan 2D daripada gambar gua tersebut dapat diidentifikasi dan diukur volume kerosakan. Proses ini diulang secara periodik untuk mengetahui perubahan kondisi kerosakan.

Kata kunci: Kerosakan, gambar, koordinat, fotogrametri, periodik

 

Abstract

Damage to the prehistoric cave drawings, as well as other cultural objects, it is inevitable. This opinion was widely accepted among researchers and observers of prehistoric culture in Indonesia. Moreover, the pictures are in the karst caves with painting media such as limestone surface that has a dynamic nature. The life cycle of this type of rock is influenced by natural processes, especially by water factors such as solubility and sedimentation. In addition, the sun, temperature fluctuations, and winds also accelerate the weathering rate which has largely resulted in the change of rock structure both thoroughly and massively, or partially. The belief in the destruction of prehistoric cave images in Karst Maros-Pangkep Area has long been raised by researchers and conservators, but very few of them can prove how the damage process occurs, even to prove as soon as the speed of the damage. The process and speed of damage are important to be understood in order to build a system of conservation for conservation purposes. Identification to understand the process of occurrence of damage takes a long time and a comprehensive understanding of the properties of rock, pigment, climatology, and characteristics of the karst environment. However, the development of image conditions can be measured by a simpler method to determine the speed of damage. This paper offers methods that can be applied to cases of damage to the prehistoric cave image to be aware of the changes that occur, particularly the volume of the damage. This method focuses on accurate measurements and controlled image shooting. Some points in the image panel are marked virtual with coordinates (global) with the Total Station tool so that their photos can be identified in a definite position. The photos captured and processed by the photogrammetric method to obtain 3-dimensional digital image (3D). 3D and 2D imagery of the cave image can be identified and measured damage volume. This process is repeated periodically to find out the changes in damage conditions.

Keywords: Damage, image, coordinate, photogrammetry, periodic

References

Ahmad, Amran dan A. Siady Hamzah. 2016. Data Base Karst Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan: Badan Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan.

Aubert. M. et. al. 2014. Late Pleistocene Cave Paintings from the Maros karst of Sulawesi, Indonesia. Nature 514: 223-227.

Jopela, Albino. 2010. Towards a Condition Monitoring of Rock Art Sites: the case of BNE 1 in Free State Province, South Africa. South African Archaeological Bulletin 65(191): 58-66.

Permana, R. Cecep Eka. (pnyt.). 2015. Gambar Cadas Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Downloads

Published

2019-12-31

Issue

Section

Archaeology & History