PROBLEMS WITH LINGUISTIC DATA IN THE ARTICLE "LEXICAL CORRESPONDENCE BETWEEN MALAY AND VIETNAMESE" (MASALAH DENGAN DATA LINGUISTIK DALAM ARTIKEL "KORESPONDENSI LEKSIKAL ANTARA MELAYU DAN VIETNAM")

Abstract

Abstrct 

The paper "Lexical Correspondence between Malay and Vietnamese" (2019 by Tran Thuy Anh, Mai Ngoc Chu, and Abdul Latif Hj. Samian, published in the Asian Journal of Environment, History, and Heritage, Vol. 3. No. 1, 189-209) is based on linguistic data with severe problems and lack of suitable historical linguistic methodology. The proposed 126 Malay-Vietnamese lexical pairs, and those of cited references as well, are invalid as (a) there are no consistent sound correspondences but many unfounded assumptions of phonological and/or semantic relatedness, (b) there is no reference to proto-language reconstructions, which creates major misunderstandings of etymology, and (c) the etymological origins (primarily Malayo-Chamic and Austronesian in Malay, and Austroasiatic and Vietic in Vietnamese, as well as Chinese loanwords) of many of the words have long been established, making much of the paper’s lexical data moot. After removing this lexical data, their claims of an ancient intimate contact situation between the Vietnamese and Malay cannot be maintained. Instead, for research on the language histories of Vietnamese and Malay, other research approaches must be considered, such as focusing on early Chamic and Vietic language contact or early Malayic and neighboring Austroasiatic language contact, not two single modern languages. 

Keywords: Vietnamese, Malay, language history, historical phonology, etymology

 

Abstrak 

Makalah "Korespondensi Leksikal antara Melayu dan Vietnam" (2019 oleh Tran Thuy Anh, Mai Ngoc Chu, dan Abdul Latif Hj. Samian, diterbitkan dalam Asian Journal of Environment, History, and Heritage, Jilid 3. No. 1, 189 -209) berdasarkan data linguistik dengan masalah yang serius dan kekurangan metodologi linguistik sejarah yang sesuai. 126 pasangan leksikal Melayu-Vietnam yang dicadangkan, dan juga rujukan yang disebutkan, tidak sah kerana (a) tidak ada korespondensi suara yang konsisten tetapi banyak andaian tidak berasas mengenai fonologi dan/atau hubungan semantik, (b) tidak ada rujukan untuk proto-konstruksi bahasa, yang menimbulkan kesalahfahaman besar mengenai etimologi, dan (c) asal etimologi (terutamanya Malayo-Chamic dan Austronesian dalam bahasa Melayu, dan Austroasiatik dan Vietik dalam bahasa Vietnam, serta kata pinjaman Cina) dari banyak perkataan telah lama wujud, menjadikan banyak data leksikal makalah ini diperdebatkan. Setelah membuang data leksikal ini, tuntutan mereka mengenai situasi hubungan intim kuno antara Vietnam dan Melayu tidak dapat dipertahankan. Sebaliknya, untuk penyelidikan mengenai sejarah bahasa Vietnam dan Melayu, pendekatan penyelidikan lain mesti dipertimbangkan, seperti memfokuskan pada hubungan bahasa Chamic dan Vietic awal atau hubungan bahasa Malayic dan Austroasiatic awal, bukan dua bahasa moden. 

Kata Kunci: Orang Vietnam, Melayu, sejarah bahasa, sejarah phonologi, etymologi.