PELUANG DAN TANTANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) DI DESA SUNGAI UPIH PROVINSI RIAU (OPPORTUNITIES AND CHALLENGES ON THE EMPOWERMENT PROGRAM OF REMOTE INDIGENOUS COMMUNITY IN SUNGAI UPIH VILLAGE RIAU PROVINCE)

Authors

  • Rd. Siti Sofro Sidiq
  • Andri Sulistyani

Abstract

Abstrak

Program pemberdayaan komunitas adat terpencil terkait dengan pengembangan kawasan 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) memang telah menjadi fokus perhatian pemerintah selama kurun waktu terakhir. Selain berfungsi sebagai sarana pemerataan pembangunan, peningkatan kesejahteraan di kawasan 3T diharapkan juga akan mampu menjadi penguat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai perwujudan Wawasan Nusantara. Namun demikian implementasi dari program pemberdayaan  hampir selalu mengalami kendala dan bahkan terhenti dengan hasil yang kurang maksimal. Dengan demikian, perlu ditemukan akar dari permasalahan tersebut untuk mendapatkan solusi terbaik melalui analisis sosial. Disamping itu, halangan dan hambatan yang menyebabkan program pemberdayaan tersebut diharapkan juga dapat ditemukan. Lebih lanjut, konsep yang ditemukan juga diharapkan dapat digunakan untuk membuat sebuah model pemberdayaan yang ideal yang mampu mengakomodasi ideologi dan konsep lokal dari KAT sehingga dapat menyatu dengan program pemerintah selaku penentu kebijakan dan eksekutor. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan cara pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suku Asli di Desa Sungai Upih termasuk dalam KAT kategori II sehingga memerlukan pemberdayaan di beberapa aspek seperti penataan rumah, lingkungan, sumber daya manusia, dan ekonomi produktif. Adapun faktor yang mendukung atau peluang program pemberdayaan adalah semangat dan motivasi dari warga KAT, potensi sumber daya alam, dan ekspektasi orang tua untuk pendidikan yang lebih baik bagi anaknya. Selain itu, dukungan dan sinergi dari pemerintah juga turut berkontribusi dalam program pemberdayaan. Disisi lain, tantangannya adalah kondisi perekonomian yang lemah karena pendapatan kepala keluarga umumnya rendah dan kondisi rumah mereka yang tak layak huni, lokasi KAT yang sulit diakses dan mayoritas dari orang tua yang buta huruf.

Kata kunci: Peluang dan tantangan, program pemberdayaan, komunitas adat terpencil, suku Asli, Riau

 

Abstract

Remote indigenous community empowerment program in relation with the frontier, outermost, and left behind area has become a priority concern of the government. It has twofold function either for development equity and prosperity improvement in frontier, outermost, and left behind area or for Republic of Indonesia’s integrity reinforcement as an embodiment of Archipelago. However, the implementations of various community empowerment programs are mostly facing various barriers or even it is terminated with no ideal results. Thus, the root of the problem should be found out in order to obtain the best solution through social analysis. Further, the concept found can be used to build an ideal model of community empowerment program that is able to accommodate the concept and local ideology in remote indigenous community that ties with government as both policy maker and executor of the program. Finding the result of the research, the qualitative approach with descriptive case study method is employed. The data is gathered from informants through in-depth interview, observation, documentation, and literature study. The result suggested that Asli tribe in Sungai Upih Village, Kuala Kampar Sub district, Pelalawan Regency of Riau Province is in category II of remote indigenous community. There are four empowerment required such as the arrangement of settlements and housing, the environment, human resources and productive economy empowerment. The factors that support community empowerment is the spirit and motivation of remote indigenous community residents, the natural potential and the expectations of parents for better education for their children. Besides government support and synergy of all sectors are also owned by remote indigenous community. In addition, the barrier is the weak economic situation because the head of the family income is relatively small with inadequate housing, the location of remote indigenous community is inaccessible and the majority of people who are illiterate.

 

Keywords: Opportunities and challenge, empowerment program, remote indigenous community, Asli tribe, Riau province

References

Ali, Mohammad. 2009. Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Bandung: PT. Bhakti Utama.

Budiharga, W. dkk. 2007. Organisasi Masyarakat Sipil: Pembelajaran Penguatan Kapasitas untuk Perubahan Sosial. Jakarta: Remdec Swaprakarsa.

Bungin, B. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Raja Grasindo Persada.

Cheema, S. & Rondinelli, D. 1983. Decentralization and Development. California: Sage Publications.

Harsono. 2009. Distribusi Pendapatan Dan Pertumbuhan Ekonomi Petani. Jakarta: CV: Rajawali.

Moleong, L. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mubyarto. 1996. Strategi pembangunan masyarakat desa di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Ramachandran, H. & Guimares, J.P De Campos (Ed). 1991. Integrated Rural Development in Asia. New Delhi: Concept Publishing Company.

Rukminto, Isbandi. 2000. Psikologi Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Suharto, E. & Yuliani. 2005. Analisis Jaringan Sosial: Menerapkan Metode Asessmen Cepat dan Partisipatif (MACPA) Pada Lembaga Sosial Lokal di Subang, Jawa Barat: http://www.policy.hu/ suharto/ mak-Indo4.html. Diakses pada 2 Juli 2016.

Sumardjo dan Saharudin. 2006. Tajuk Modul EP-523: Metode-metode Partisipatif dalam Pengembangan Masyarakat, Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Bogor : Fakultas Ekologi Manusia IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB.

Supriatna, Tjahja. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Rineka Cipta: Jakarta.

Suwardi, M.A. Effendi., Suwarto., Nizami Jamil., Daeng Ayub Natuna., Zulkifli., dan Husnan Sekh. 2006. Pemetaan Adat Masyarakat Melayu Riau Kabupaten/Kota Se-Provinsi Riau. Pekanbaru: Lembaga Adat Melayu Riau.

Wulansari, Dewi. 2010. Hukum Adat Indonsia Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama.

Zahriyani, P. 2009. Pembangunan Pertanian di Era Globalisasi. Jakarta: PT Pelita Harapan.

Zahriyani, P.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 186 Tahun 2014, Pemberdayaan Sosial Terhadap Komunitas Adat Terpencil Dan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia No 12 Tahun 2015, Direktorat Pemberdayaan komunitas Adat Terpencil Direktorat Jenderal Pemberdayaan Dan Penaggulangan Kemiskinan Kementrian Sosial Republik Indonesia, tahun 2015

Tim Pemetaan Sosial. 2014. Laporan Pemetaan Sosial Komunitas Adat Terpencil (KAT) Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Kabupaten Pelalawan: Dinas Kesejahteraan Sosial.

Downloads

Published

2018-02-15

Issue

Section

Environment & Landscape