KONDISI MORFOMETRIK Rhizophora apiculata PADA KAWASAN DENGAN AKTIVITAS ANTROPOGENIK BERBEDA DI PESISIR TIMUR INDRAGIRI HILIR, SUMATERA (MORPHOMETRIC CONDITIONS of Rhizophora apiculata IN AREA WITH DIFFERENT ANTHROPOGENIC ACTIVITIES IN THE EAST COAST OF INDRAGIRI HILIR, SUMATRA)
Abstract
Abstrak
Studi awal telah dilakukan untuk mengetahui perbandingan morfologi populasi Rhizophora apiculata pada kawasan sekitar aktivitas industri (Kuala Enok, Kecamatan Tanah Merah) dan sekitar kawasan yang relatif jauh dari industri (Sungai Asam, Kecamatan Reteh) di pesisir timur Indragiri Hilir Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata koefisien keragaman morfometrik daun, kelopak bunga dan buah pada kedua stasiun pengamatan berkisar antara 7,3 - 7,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi R. apiculata lebih mengelompok dan kompetisi antar individunya sangat tinggi sehingga menyebabkan daya adaptasi populasinya rendah. Kondisi kesehatan R. apiculata pada kedua stasiun penelitian mengalami gangguan berdasarkan morfometrik daun, buah dan kelopak bunga yang memberikan indikasi kondisi mangrove tersebut tidak dalam keadaan seimbang atau baik. Hanya pada pengukuran daun di Stasiun 2 yang menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa kondisi mangrovenya baik. Kandungan minyak di sedimen paling besar memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap kesehatan mangrove, sedangkan parameter lainya diduga belum memberikan pengaruh yang signifikan. Disarankan agar dilakukan penelitan secara berkala sehingga didapat informasi yang lebih akurat tentang keterkaitan morfometrik R. apiculata dengan faktor lingkungan sekitarnya.
Kata kunci: Mangrove, Rhizophora apiculata, morphometric, pencemaran, Riau
Â
Â
Abstract
A preliminary study has been conducted to determine the morphological ratios of the Rhizophora apiculata population in the surrounding area of industrial activities (Kuala Enok, Tanah Merah Subdistrict) and around a relatively distant area of industry (Sungai Asam, Kecamatan Reteh) at the east coast of Indragiri Hilir Riau Province. The results showed that the average coefficient of morphometric leaf, flower petals and fruit in both stations ranged between 7.3 - 7.5%. This indicates that the population growth of R. apiculata is more clustered and the competition among individuals is so high that it causes the adaptation power of the population is low. The health condition of R. apiculata in both stations was disrupted based on morphometric of leaves, fruits and petals which indicated that the mangrove condition was not in a balanced or good condition. Only on the measurements of leaves at Sungai Asam shows that the mangrove conditions are good. The oil content in sediment has a negative effect on mangrove health, while other parameters are not expected to have a significant effect. It is suggested to do periodic research so that more accurate information on morphometric of R. apiculata with surrounding environment factors can be obtained.
Keywords: Mangrove, Rhizophora apiculata, morphometric, contamination, Riau
References
Amin, B., Afriyanai, E., Saputra, M.A. 2011. Distribusi spasial logam Pb dan Cu pada sedimen dan air laut permukaan di perairan Tanjung Buton Kabupaten Siak Provinsi Riau. Teknobiologi 2(1): 1-8.
Barret, G.W. & Rosenberg, R. 1981. Stress Effects on Natural Ecosystems (Eds). New York: John Wiley and Sons.
Bengen, D.G. 2001. Pengenalan dan pengelolaan ekosistem mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. Bogor (ID): IPB Pr.
Borazan, A., Babac, M.T. 2003. Morphopetric leaf variation in Oaks (Quercus) of Bolu Turkey-Ann. Bot. Fennici 40: 233‒242.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Indragiri Hilir. 2016a. Kecamatan Tanah Merah Dalam Angka 2016.79 hal.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Indragiri Hilir. 2016b. Kecamatan Reteh Dalam Angka 2016.106 hal
[KLH] Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2004. Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. Dalam: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Jakarta: KLH.
Lugo, A.E. 1978. Stress and Ecosystems,. In Energy and Environmental Stress in Aquatic Systems, hal. 62-101. U.S. DOE Symp. Ser. CONF-77 114. NTIS.
Khusna, E. 2008. Studi Morfometri dan Tingkat Herbivori Daun Mangrove Rhizophora Mucronata Lamk dan Avicennia Marina (Forsk) Vierh di Kecamatan Legon Kulon dan Pusakanegara, Subang, Jawa Barat. Skripsi, FPIK Universitas Diponegoro.
Mastaller, M. 1996. Destruction of mangrove wetlands-causes and consequences. Nat Res Dev. 43(44): 37-57.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.
Nurakhman. 2002. Kondisi Eksistem Mangrove Berdasarkan Indikator Kualitas Lingkungan dan Pengukuran Morfometrik Daun Dikawasan Hutan Lindung Angke-Kapuk, Jakarta Utara. Skripsi, Program Sarjana Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Rachmawani, D. 2016. Dampak Hidrokarbon Aromatik Terhadap Ekosistem Mangrove di Kawasan Binalatung Kota Tarakan Kalimantan Utara. Jurnal manusia dan Lingkungan 23(3): 295-303.
Simanjuntak, M. 2009. Hubungan Faktor Lingkungan Kimia, Fisika Terhadap Distribusi Plankton di perairan Belitung Timur, Bangka Belitung. Perikanan 11(1):31-45.
Tendra, R. 2014. Tingkat Resilensi Mangrove Berdasarkan Tingkat Bunga dan Buah Studi Kasus Rhizophora mucronata di Desa Dompak, Tanjung Pinang Kepulauan Riau. FKIP UMRAH.
Saenger, P. 2002. Mangrove Ecology, Silviculture and Conservation. Australia (AUS): Kluwer Academic Publisher.
Sary. 2006. Bahan Kuliah Manajemen Kualitas Air. Politehnik Vedca. Cianjur.
Septyaningsih, E., Ardli, E.R. & Widyastuti, A. 2014. Studi Morfometri dan Tingkat Herbivori Daun Mangrove di Segara Anakan Cilacap. Scripta Biologica 1(2): 137-140.
Suciati. 2006. Pengaruh Suhu Air terhadap Kecepatan Regenerasi Cacing Planaria di Aliran Sungai Semirang Kabupaten Semarang. Diambil dari www.digilib.ub.ac.id [28 November 2010].
Syahrial. 2016. Kondisi Kesehatan Populasi Mangrove Bakau Putih (Rhizophora apiculata) Di Kawasan Indsutri Perminyakan Kota Dumai. Tesis, Pascsarjana Institute Pertanian Bogor.
